20/03/14

Pencuri Barang Dari Mobil Yang Semakin NEKAD



Saban hari, kakak saya berangkat ke kantor sekitar jam sembilan pagi. Pulang dan nyampe di rumah sudah di atas jam tujuh malam. Namun hari itu jam sepuluh pagi dia sudah pulang. Tuk, tak, tuk, tak...begitu suara sepatunya terdengar riuh di lantai bawah. Lalu terdengarlah jeritannya membahana.

“Siapa yang tadi pagi tidak ngunci pintu mobil?”, teriaknya. Terus terang saya kaget. Ada apa nih? Kebetulan tadi pagi saya yang terakhir pakai mobil.

“Pintu belakang sebelah kiri nggak tertutup, tas-ku jatuh di jalan dan entah dimana jatuhnya”. Suara kakak saya terdengar panik campur kesal. Bagaimana tidak panik, tas kerja yang katanya jatuh itu berisi semua harta karunnya : tiga buah dompet (dompet uang, dompet kartu kredit + kartu ATM, dan dompet komestik), dua ponsel (BlackBerry & Android), flashdisk berisi foto-foto penting dan data klien + berkas-berkas kantor. Maklum, kakak saya profesinya Lawyer. Saya langsung teringat kejadian tadi pagi. Setelah menggeser mobil, saya sama sekali tidak mengutak-atik pintu bagian belakang. Saya hanya rusuh di bagian jok depan, di belakang kemudi. Jadi siapa yang telah membiarkan pintu mobil bagian belakang terbuka?

Lalu kakak saya bercerita bahwa tadi di tengah jalan, ada pria naik motor, mepet di sebelah kanan mobil kakak saya. Nunjuk-nunjuk ke arah ban belakang mobil. Karena kakak saya sudah tau modus pencurian barang dari dalam mobil dengan cara membuat  pengendara mobil berhenti dan memeriksa roda mobil, maka kakak saya cuek saja.

Tak lama kemudian, muncul lagi pria yang lain dengan motor yang berbeda. Mepet-mepet lagi, nunjuk-nunjuk lagi roda belakang mobil kakak saya. Kakak saya masih cuek bebek. Menurut kakak saya, ada sampai lima kali pria yang berbeda melakukan hal yang sama, nunjuk-nunjuk roda belakang mobilnya.  Kakak saya mulai mikir, jangan-jangan doski tadi tanpa sadar nabrak anjing atau kucing. Trus para pengendara motor itu sedang berusaha memberi tahu, mungkin sekalian minta pertanggung jawaban. Keyakinan kakak saya mulai goyah. Niatnya baik, ingin bertanggung jawab jika memang kejadiannya seperti itu.

Hingga pada akhirnya pria yang terakhir nekad menyalip mobil kakak saya yang membuat kakak saya mau tidak mau menghentikan mobilnya. Menyadari bahwa situasi jalan raya cukup ramai, kakak saya turun dari mobil, siap berkelahi jika pria ini macam-macam. Apalagi sampai berani menyalip begitu, ini pasti urusannya serius. Pikiran positif ini yang membuat kakak saya nekad keluar dari mobil.

“Ada apa?”, tanya kakak saya.
“Tadi tas ibu jatuh di depan bengkel”, jawab si pria. Mendengar itu, kakak saya langsung balik lagi ke mobil dan melihat ke jok belakang. Pintu mobil sedikit terbuka dan tas kesayangannya sudah tidak ada di sana. Sementara pria yang tadi memberi tahu itu juga sudah langsung raib tancap gas.

Kakak saya langsung banting setir balik kanan, berdoa sungguh-sungguh semoga tas nya masih tergeletak di jalan. Seperti kata si pria tadi bahwa tas-nya jatuh di depan bengkel, maka kakak saya berhenti di semua bengkel yang tadi dia lewati sepanjang rute dari rumah menuju kantor dan bertanya pada pemilik bengkel. Tidak ada satupun pemilik bengkel yang merasa melihat ada tas jatuh.

Sampai pada poin ini, kakak saya berada di level ingin membunuh saya karena merasa ini semua kesalahan saya. Kakak saya masih yakin bahwa saya yang lupa menutup pintu mobil sebelah kiri, sehingga pas belokan, tuh pintu terbuka dan tas-nya nyelonong jatuh ke luar.

Namun pada akhirnya kakak saya mulai menemukan pikiran jernihnya setelah melewati titik puncak kekalutannya. Kalau memang pintu mobil tidak terkunci dengan baik, pasti alarm akan berbunyi dan ada warning di dashboard. Dan tadi pagi saat kakak saya berangkat kerja, kakak saya yakin sekali bahwa tidak ada warning di dashboard sehubungan dengan pintu mobil yang tidak tertutup dengan baik. Jadi tidak mungkin pintunya terbuka dan tas-nya loncat ke luar. Apalagi menyadari bahwa rute dari rumah sampai tadi kejadian diberhentikan pria bermotor, tidak ada belokan sama sekali, jalannya lurus-lurus aja.

Akhirnya kita yakin bahwa pintu mobil tertutup dengan baik dan tas kakak saya tidak loncat keluar. Jadi para pengedara motor tadi adalah beneran komplotan pencuri barang dari mobil. Segitu nekadnya sampai berani menyalip mobil kakak saya agar berhenti. Pada saat kakak saya keluar dan  siap berkelahi itulah, anggota komplotan yang lain (yang juga naik motor) menyelinap dari samping kiri mobil dan membuka pintu mobil yang sudah dalam keadaan tak terkunci karena kakak saya berada di luar mobil. Durasi kakak saya keluar dari mobil hingga kembali ke mobil hanya dalam hitungan detik, dan dalam durasi yang super cepat itu juga mereka berhasil menyambar tasnya dari dalam mobil. Benar-benar sangat ahli, tidak menimbulkan suara saat membuka pintu mobil dan langsung meninggalkan TKP secepat kilat naik motor tanpa menarik perhatian orang-orang yang lalu lalang.

Ironis banget karena baru beberapa hari sebelumnya saya menulis tentang tips Menghindari Para Pelaku Kejahatan di Jalan Raya, ternyata malah kakak saya yang menjadi korbannya. Untungnya kakak saya itu bukan type perempuan yang gampang trauma. Dia bilang bahwa dia ingat betul wajah pria yang menyalip mobilnya sehingga berhenti. Jadi dia sudah bersumpah, jika dia melihat pria itu dengan modus yang sama lagi, dia akan menabraknya. Mungkin bukan menabrak sampai gubrak dan mampus, tetapi hanya sekedar nyenggol sampai jatuh supaya kapok. Orang-orang seperti itu memang perlu diberi pelajaran, apalagi oleh orang-orang sudah mengenal modus mereka agar tidak ada korban lain lagi.

Buat anda yang pergi kerja atau kuliah dengan menyetir sendiri (apalagi jika anda perempuan), semakin waspada dan hati-hati ya. Pelaku pencurian sudah semakin nekad. Bayangkan saja, sampai berani menyalip mobil kakak saya dan berhenti di depan mobil, memaksa mobilnya berhenti. Jika berada dalam situasi seperti ini, pintu mobil harus tetap dalam keadaan terkunci dan jangan pernah keluar dari mobil. Bila perlu, pura-pura saja terus melaju dan berani nekad menabrak si pengendara motor biar dia menyingkir.

Dan jika anda ternyata adalah pencuri tas kakak saya minggu lalu dan kebetulan sedang membaca tulisan ini, saya peringatkan agar anda jangan dekat-dekat dengan mobil kakak saya. Kakak saya selalu serius lho dengan ancamannya. Kali ini dia tidak akan melepaskan anda begitu saja.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar