Saban
hari, kakak saya berangkat ke kantor sekitar jam sembilan pagi. Pulang dan nyampe
di rumah sudah di atas jam tujuh malam. Namun hari itu jam sepuluh pagi dia
sudah pulang. Tuk, tak, tuk, tak...begitu
suara sepatunya terdengar riuh di lantai bawah. Lalu terdengarlah jeritannya
membahana.
“Siapa
yang tadi pagi tidak ngunci pintu mobil?”, teriaknya. Terus terang saya kaget.
Ada apa nih? Kebetulan tadi pagi saya yang terakhir pakai mobil.
“Pintu
belakang sebelah kiri nggak tertutup, tas-ku jatuh di jalan dan entah dimana
jatuhnya”. Suara kakak saya terdengar panik campur kesal. Bagaimana tidak
panik, tas kerja yang katanya jatuh itu berisi semua harta karunnya : tiga buah dompet (dompet uang, dompet kartu kredit + kartu ATM, dan dompet komestik),
dua ponsel (BlackBerry & Android), flashdisk berisi foto-foto penting dan data klien + berkas-berkas kantor. Maklum, kakak saya profesinya Lawyer. Saya langsung
teringat kejadian tadi pagi. Setelah menggeser mobil, saya sama sekali tidak
mengutak-atik pintu bagian belakang. Saya hanya rusuh di bagian jok depan, di belakang
kemudi. Jadi siapa yang telah membiarkan pintu mobil bagian belakang terbuka?
Lalu
kakak saya bercerita bahwa tadi di tengah jalan, ada pria naik motor, mepet di
sebelah kanan mobil kakak saya. Nunjuk-nunjuk ke arah ban belakang mobil.
Karena kakak saya sudah tau modus pencurian barang dari dalam mobil dengan cara
membuat pengendara mobil berhenti dan
memeriksa roda mobil, maka kakak saya cuek saja.
Tak
lama kemudian, muncul lagi pria yang lain dengan motor yang berbeda.
Mepet-mepet lagi, nunjuk-nunjuk lagi roda belakang mobil kakak saya. Kakak saya
masih cuek bebek. Menurut kakak saya, ada sampai lima kali pria yang berbeda
melakukan hal yang sama, nunjuk-nunjuk roda belakang mobilnya. Kakak saya mulai mikir, jangan-jangan doski
tadi tanpa sadar nabrak anjing atau kucing. Trus para pengendara motor itu
sedang berusaha memberi tahu, mungkin sekalian minta pertanggung jawaban. Keyakinan
kakak saya mulai goyah. Niatnya baik, ingin bertanggung jawab jika memang
kejadiannya seperti itu.
Hingga
pada akhirnya pria yang terakhir nekad menyalip mobil kakak saya yang membuat
kakak saya mau tidak mau menghentikan mobilnya. Menyadari bahwa situasi jalan
raya cukup ramai, kakak saya turun dari mobil, siap berkelahi jika pria ini
macam-macam. Apalagi sampai berani menyalip begitu, ini pasti urusannya serius. Pikiran positif ini yang membuat kakak saya nekad keluar dari mobil.
“Ada
apa?”, tanya kakak saya.
“Tadi
tas ibu jatuh di depan bengkel”, jawab si pria. Mendengar itu, kakak saya langsung
balik lagi ke mobil dan melihat ke jok belakang. Pintu mobil sedikit terbuka
dan tas kesayangannya sudah tidak ada di sana. Sementara pria yang tadi memberi
tahu itu juga sudah langsung raib tancap gas.
Kakak
saya langsung banting setir balik kanan, berdoa sungguh-sungguh semoga tas nya
masih tergeletak di jalan. Seperti kata si pria tadi bahwa tas-nya jatuh di
depan bengkel, maka kakak saya berhenti di semua bengkel yang tadi dia lewati
sepanjang rute dari rumah menuju kantor dan bertanya pada pemilik bengkel.
Tidak ada satupun pemilik bengkel yang merasa melihat ada tas jatuh.
Sampai
pada poin ini, kakak saya berada di level ingin membunuh saya karena merasa ini
semua kesalahan saya. Kakak saya masih yakin bahwa saya yang lupa menutup pintu
mobil sebelah kiri, sehingga pas belokan, tuh pintu terbuka dan tas-nya
nyelonong jatuh ke luar.
Namun
pada akhirnya kakak saya mulai menemukan pikiran jernihnya setelah melewati
titik puncak kekalutannya. Kalau memang pintu mobil tidak terkunci dengan baik,
pasti alarm akan berbunyi dan ada warning di dashboard. Dan tadi pagi saat kakak saya berangkat kerja, kakak
saya yakin sekali bahwa tidak ada warning
di dashboard sehubungan dengan pintu
mobil yang tidak tertutup dengan baik. Jadi tidak mungkin pintunya terbuka dan
tas-nya loncat ke luar. Apalagi menyadari bahwa rute dari rumah sampai tadi
kejadian diberhentikan pria bermotor, tidak ada belokan sama sekali, jalannya lurus-lurus
aja.
Akhirnya
kita yakin bahwa pintu mobil tertutup dengan baik dan tas kakak saya tidak
loncat keluar. Jadi para pengedara motor tadi adalah beneran komplotan pencuri
barang dari mobil. Segitu nekadnya sampai berani menyalip mobil kakak saya agar
berhenti. Pada saat kakak saya keluar dan siap berkelahi itulah, anggota komplotan yang
lain (yang juga naik motor) menyelinap dari samping kiri mobil dan membuka
pintu mobil yang sudah dalam keadaan tak terkunci karena kakak saya berada di luar
mobil. Durasi kakak saya keluar dari mobil hingga kembali ke mobil hanya dalam
hitungan detik, dan dalam durasi yang super cepat itu juga mereka berhasil
menyambar tasnya dari dalam mobil. Benar-benar sangat ahli, tidak menimbulkan
suara saat membuka pintu mobil dan langsung meninggalkan TKP secepat kilat naik
motor tanpa menarik perhatian orang-orang yang lalu lalang.
Ironis
banget karena baru beberapa hari sebelumnya saya menulis tentang tips Menghindari Para Pelaku Kejahatan di Jalan Raya, ternyata malah kakak saya yang menjadi
korbannya. Untungnya kakak saya itu bukan type perempuan yang gampang trauma.
Dia bilang bahwa dia ingat betul wajah pria yang menyalip mobilnya sehingga
berhenti. Jadi dia sudah bersumpah, jika dia melihat pria itu dengan modus yang
sama lagi, dia akan menabraknya. Mungkin bukan menabrak sampai gubrak dan
mampus, tetapi hanya sekedar nyenggol sampai jatuh supaya kapok. Orang-orang seperti itu memang perlu diberi pelajaran, apalagi oleh orang-orang
sudah mengenal modus mereka agar tidak ada korban lain lagi.
Buat
anda yang pergi kerja atau kuliah dengan menyetir sendiri (apalagi jika anda
perempuan), semakin waspada dan hati-hati ya. Pelaku pencurian sudah semakin
nekad. Bayangkan saja, sampai berani menyalip mobil kakak saya dan berhenti di
depan mobil, memaksa mobilnya berhenti. Jika berada dalam situasi seperti ini,
pintu mobil harus tetap dalam keadaan terkunci dan jangan pernah keluar dari
mobil. Bila perlu, pura-pura saja terus melaju dan berani nekad menabrak si
pengendara motor biar dia menyingkir.
Dan jika
anda ternyata adalah pencuri tas kakak saya minggu lalu dan kebetulan sedang
membaca tulisan ini, saya peringatkan agar anda jangan dekat-dekat dengan mobil
kakak saya. Kakak saya selalu serius lho dengan ancamannya. Kali ini dia tidak
akan melepaskan anda begitu saja.
0 komentar:
Posting Komentar