Kalau
anda masih berwujud anak-anak atau remaja tahun 90'an yang suka nonton video clip musik, pasti
anda akan akrab dengan cewek berambut lurus panjang, matanya bulat bagus kayak mata ikan, kulit
gelap bercahaya **gelap tapi bercahaya kayak gimana
ya?** dan bibirnya agak lentik.
Lama kelamaan wajahnya akan terlihat sangat familiar saking seringnya muncul di video-video klip. Antara lain video klip Selalu (Tito Sumarsono) : berantem sama Anjasmara di pinggir jalan raya, Hanya Untukmu (Trio Libels) : ketawa-ketiwi naik Rollercoaster, Aku Makin Cinta (Vina Panduwinata) : garuk-garuk kaki kanan pakai kaki kiri, dan lain-lain. Familiar tetapi mungkin banyak yang tidak tau siapa namanya. Nah, itu yang terjadi pada saya.
Lama kelamaan wajahnya akan terlihat sangat familiar saking seringnya muncul di video-video klip. Antara lain video klip Selalu (Tito Sumarsono) : berantem sama Anjasmara di pinggir jalan raya, Hanya Untukmu (Trio Libels) : ketawa-ketiwi naik Rollercoaster, Aku Makin Cinta (Vina Panduwinata) : garuk-garuk kaki kanan pakai kaki kiri, dan lain-lain. Familiar tetapi mungkin banyak yang tidak tau siapa namanya. Nah, itu yang terjadi pada saya.
Pokoknya
kalau lihat nih cewek di restoran, pasar, penjara, lapangan bola, pasti saya akan
langsung “eh, itu kan si cewek model video klip”.
Tetapi kalau ditanya siapa namanya, demi Tuhan saya tidak tau. Mungkin sebagai
mantan model, profilnya pasti sering muncul di majalah. Sayangnya, pada saat
itu saya lebih banyak nonton TV dan baca buku cerita daripada majalah. Jadi
cewek tanpa nama ini akhirnya saya kasih nama Cewek Video Clip.
Nah,
akhirnya saya tau nama cewek video clip itu bernama Sarah Sechan. Pas tau namanya Sarah Sechan, saya langsung suudzon
gitu. Nama yang aneh. Kok kedengaran kayak sarasehan. Jangan-jangan dulu
lahirnya pas orangtuanya lagi ikut sarasehan? Nggak kreatif banget ya
orangtuanya ngasih nama anak. Lha, kok jadi menyalahkan orangtua atas kesalahan
anaknya. Lha, kok jadi kesalahan anaknya?
Jadi
saya tau namanya ternyata adalah Sarah Sechan setelah dia nongol di MTV Asia.
Kalo VJ lain masih ada video profil-nya sebagai perkenalan kepada pemirsa
sebelum dilepas nge-host satu program, kalau Tante Sarah **saya panggil Tante Sarah aja ya, soalnya dia lebih tua
empat puluh lima tahun dari saya. Eh, tapi panggil Teh Sarah aja, biar lebih
akrab** langsung jebret gitu nongol di MTV Land dan jadi satu-satunya VJ MTV Asia yang penggunaan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris-nya fifty-fifty. Senang banget liat ada orang yang ngomong pakai bahasa Indonesia di channel TV asing. Dan terus terang ini sangat membantu saya banget, soalnya pada saat itu **sampai sekarang masih sih** kemampuan bahasa
Inggris saya masih dadah babay banget. Kalau nonton MTV Asia langsung
dari Singapura kan nggak ada teks bahasa Indonesianya.
Ngeliat
Teh Sarah jadi VJ MTV Asia rasanya bangga banget, karena setau saya, dia adalah
satu-satunya VJ lokal Indonesia yang tembus sampai ke Singapura. Kalau VJ-VJ
berikutnya seperti Shanty, Alex Abbad, Kathy, Eddy Brokoli dan lain-lain cuma mentok di
MTV Indonesia saja. Katanya Shanty tembus ke MTV Asia di Singapura, tetapi
kayaknya bohong, karena saya nggak pernah lihat. Justru Karenina yang pernah
saya lihat nongol nge-host MTV Most
Wanted.
Jadi
dulu Teh Sarah ini menjadi salah satu alasan kuat untuk nonton MTV. Nggak
nonton MTV sehari saja rasanya kok rugi banget. Kalau dulu kan nonton MTV ya
karena pengen nonton video klip musik. Tetapi sejak ada Teh Sarah, yang diincar
bukan video klip musiknya lagi, tetapi celotehan Teh Sarah. Apa ya, sebenernya
celotehannya lebih cenderung pointless,
tetapi segar dan menghibur banget. Teh Sarah itu kalau ngelucu, ekspresinya kalem,
intonasi suaranya normal, terlihat natural banget. Keliatan kayak nggak lagi berusaha melucu,
tetapi beneran lucu.
Apalagi kalau lagi nge-host MTV Getar Cinta, tips-tips seputar asmara dan gita cinta a la Sarah Sechan tuh wuihhhhhhh.....benar-benar MENYESATKAN!!!
Apalagi kalau lagi nge-host MTV Getar Cinta, tips-tips seputar asmara dan gita cinta a la Sarah Sechan tuh wuihhhhhhh.....benar-benar MENYESATKAN!!!
Kalo
presenter acara zaman sekarang kan
harus teriak-teriak, kejar-kejaran, menyiksa hewan dan pasang eskpresi konyol dulu supaya dianggap
lucu. Kalau Teh Sarah mah, she effortlessly
hit the right key from the beginning. Sesekali Teh Sarah juga konyol,
tetapi konyolnya bermanfaat. Konyol bermanfaat itu kayak gimana ya?
Saya
tuh orangnya paling susah tertawa terbahak-bahak sampai tumpah ketuban. Tetapi
akhirnya saya benar-benar ngakak saat melihat Teh Sarah mewawancarai Ricky Martin di MT Asia. Obrolannya sih
serius. Tetapi setiap kali Ricky Martin ‘lengah’ dalam arti tidak sedang dalam
posisi menatap lawan bicara yaitu Teh Sarah, maka Teh Sarah ini akan memandangi
wajah Ricky dengan tampang mupeng, nafsu, minta dikawinin dan bergairah. Tetapi
pas Ricky Martin menatap lawan bicaranya, Teh Sarah langsung kembali normal.
Saat Ricky Martin lengah lagi, maka Teh Sarah kembali pasang tampang 'birahi' terpedam.
Lucu banget, karena Ricky Martin sama sekali tidak menyadari hal ini. Hanya
pemirsa MTV, dan para kru MTV di belakang kamera yang tau kejadian ini.
Pada
satu kesempatan, Teh Sarah memparodikan video Frozen-nya Madonna yang
pada saat itu lagi hits banget. Gaya
Madonna yang magis dan eksotis di video klip tersebut diparodikan Teh Sarah
menjadi gerakan emak-emak mencuci kain di sungai dan nenek-nenek keramas gara-gara
ketombe. Nggak tau apakah sekarang masih lucu, tetapi itu dulu lucu banget.
Sekarang kalo kebetulan liat video clip Frozen
di TV atau YouTube, pasti langsung inget Teh Sarah. Bukannya ingat Madonna,
malah ingat Sarah Sechan. Soalnya gaya cuci dan keramasnya yang dulu itu benar-benar
signature banget! Kalau saya jadi Madonna, saya pasti waspada sama yang namanya Sarah Sechan. Dia punya potensi untuk menggusur eksistensi Madonna di video Frozen.
Makin
bangga waktu liat Teh Sarah mewakili MTV Asia untuk meliput MTV Video Music Award di Amerika. Jadi
kalau kemaren ada artis lokal yang petantang-petenteng halo-halo bandung
proklamasi bakal menghadiri di American
Music Award-lah, Academy Award-lah, Kutu Kupret Award-lah,
padahal cuma jadi tamu gak penting yang foto sendiri dan publikasi sendiri, Teh
Sarah ini dulu beneran seliweran di red
carpet. Ngobrol langsung sama Christina
Aguilera, Britney Spears, Craig David dan artis-artis dunia lain yang lagi happening pada saat itu dan ditayangin
MTV seluruh dunia.
Saya
pernah singgung hal ini lewat Twitter
yang saya mention ke Teh Sarah. Mau
tau apa jawaban Teh Sarah? “Kalau waktu itu sudah ada Social Media,
saya juga pasti petantang-petenteng seperti mereka”. Jawaban yang sebenarnya
sedikit sarkas, namun jujur dan sangat cerdas, sehingga tidak memicu serangan dari kurcaci-kurcaci tukang rusuh yang sering berbuat onar di social media.
Lepas
dari MTV Asia, saya sempat kehilangan. Tidak atau apakah ada hubungannya atau
tidak, yang jelas setelah era Sarah Sechan & Nadya Hutagalung, MTV Asia menjadi
tidak menarik lagi. Mungkin saya sedikit primordialis,
tetapi melihat kompatriot kita ada di channel
TV asing kan otomatis menumbuhkan minat kita terhadap channel tersebut.
Terakhir
saya liat Teh Sarah nongol di TV, di acara infotainment. Marah-marah di acara
pernikahannya gara-gara wartawan yang tidak tau diri. “Tolong ya”, ujar Teh Sarah sambil menatap kamera, lalu membanting
pintu mobil. Membanting pintu mobil maksudnya menutup pintu mobil dengan keras,
bukan pintu mobilnya yang dibanting sampai hancur berkeping. Setelah itu tak
pernah lagi ada kabarnya. Teh Sarah, aku
rindu...
Tau-tau
beberapa tahun berikutnya, saya shock
bukan kepalang. Untung saya tidak mengidap penyakit jantung. Teh Sarah main
sinetron, saudara-saudara!. Saya lupa sinetron di stasiun TV mana, yang jelas
melihat Teh Sarah main sinetron membuat saya ingin membunuh kucing tetangga.
Kita taulah kwalitas sinetron Indonesia itu seperti apa. Mulai dari cerita,
akting dan dandanan aktor/aktris-nya nggak ada yang benar. Jadi beneran, waktu
main sinetron itu, Teh Sarah ini juga ikut-ikutan didandanin menor, dengan bulu
mata palsu menyentuh plafon, serta make up tebal yang bisa ditanami singkong. Teh Sarah, what happen atuh euy?
Untungnya,
setelah tuh sinetron tamat riwayatnya, Teh Sarah menyadari kekilafannya, doski
tidak mau lagi main sinetron. Eh, sebenernya tidak mau main sinetron lagi atau
karena tidak ada yang menawari lagi ya?
Dan
akhirnya, sekarang Teh Sarah udah nongol di TV lagi. Puji Tuhan, bukan main
sinetron, tetapi acara talkshow. Namanya Sarah Sechan di Net TV. Kok nama acaranya narsis banget gitu ya? Emang!.
Sayangnya, saya tidak bisa rutin menonton acaranya karena jadwal tayangnya
tidak bersahabat dengan jadwal saya. Jadi kadang saya bisa nonton, kadang cuma bisa
lihat rekamannya dari YouTube. Episode
favorit saya adalah waktu bintang tamunya Nadya Hutagalung. Becanda iya,
ngobrol hal serius dan penting juga iya. Apalagi keduanya juga adalah sama-sama
perempuan dambaan hati saya.
Satu yang berubah dari Teh Sarah adalah rambutnya. Dulu rambutnya panjang a la Jennifer Anniston, sekarang sudah pendek a la Betty Boop. Tetapi mukanya kok awet ya dari dulu sampai sekarang? Mungkin gara-gara operasi plastik kali ya? Entahlah! Kita tunggu saya konfirmasinya.
Senang
karena meski puluhan tahun telah berlalu, Teh Sarah masih ‘gila’. Masih khas
dengan celotehan pointless-nya. Pointless disini maksudnya adalah isu
yang kesannya nggak penting dan jarang dibicarakan orang, tetapi sebenernya
realita. Jadi setelah denger Teh Sarah ngocehin itu, kita jadi “oh iya, bener!”. Sesuatu yang tadinya
kita pikir nggak penting, ternyata penting. Di tangan Teh Sarah, pointless bisa menjadi pointful . Hahaha, pointful. Kosa kata baru nih.
Akhir kata, semoga Teh Sarah tetap 'gila'. Kita lebih butuh orang-orang 'gila' kayak Sarah Sechan, Indy Barends, Becky Tumewu dan yang sebangsanya agar industri hiburan (khususnya dunia presenter) tetap menghibur namun tetap tidak kehilangan nilai edukasinya.
Akhir kata, semoga Teh Sarah tetap 'gila'. Kita lebih butuh orang-orang 'gila' kayak Sarah Sechan, Indy Barends, Becky Tumewu dan yang sebangsanya agar industri hiburan (khususnya dunia presenter) tetap menghibur namun tetap tidak kehilangan nilai edukasinya.