Saat berusia belasan tahun, mayoritas pria remaja masih disibukkan dengan
kegiatan pacaran dengan gadis-gadis seumuran atau menjadi penggemar band dan
penyanyi tertentu atau sekedar nongkrong di Mall menggoda cewek-cewek bening
yang seliweran atau yang paling parah : mencoba peruntungan dengan ikut casting
sinetron.
Tetapi berbeda dengan Rio Haryanto, pria belia berusia delapan
belas tahun lalu ini lebih memilih serius meniti karir sebagai pembalap. Rio bukan
hanya sekedar penggembira, tetapi juga mampu meraih prestasi.
Berbagai prestasi
internasional yang berhasil dia raih sepanjang tahun 2010 antara lain : Juara
5 Klasemen Akhir GP3 (13 September 2010), Juara 3 Seri 8 Race 1
Monza-Italia (12 September 2010), Juara 2 Seri 4 Race 1
Silverstone-Inggris (10 Juli 2010), Juara 4, Seri 3 Race 2,
Valencia-Spanyol ( 27 Juni 2010), Juara 6 Seri 3 Race 1 Valencia-Spanyol
(26 Juni 2010), Juara 1 Seri 2 Race 2 Instanbul-Turki (30 Mei 2010) dan Juara
8 Seri 2 Race 1 Instanbul-Turki (29 Mei 2010).
Sementara tahun sebelumnya yaitu tahun 2009, Rio juga ikut berlaga di FBMW
Pacific yang digelar di Okayama - Jepang dan mendapat tempat kedua,
ketiga dan ke-empat. Sementara di FBMW yg digelar di Marina Bay - Singapura,
Rio menduduki posisi Runner Up.
Tahun 2011 ini, Rio hampir saja mendapatkan kesempatan yang menjadi impian
semua pembalap yaitu berlaga diajang Formula 1. Rio mendapat tawaran untuk
bergabung dengan salah satu tim F1. Rencananya Rio akan dikontrak selama 5
tahun, namun perjanjian dalam kontrak tersebut cukup memberatkan pihak Rio
dimana dinyatakan bahwa Rio hanya boleh mengikuti ajang yang ditentukan atau
dipilih sendiri oleh pihak tim.
Dengan kata lain Rio hanya mengikuti
kebijaksanaan tim saja tanpa bisa menentukan pilihan sendiri mengenai ajang
mana yg kira-kira bagus untuk semakin menempa karir dan membangun reputasi
internasionalnya. Atas pertimbangan tersebut, terpaksa Sinyo Haryanto
(ayah kandung Rio yang juga mantan pembalap) menolak tawaran tersebut karena
tidak ingin arah karir anaknya yang berpostur 168 cm/60 kg itu nantinya akan
menjadi tidak jelas. Pertimbangan lainnya adalah tim F1 tersebut bukan tim yang
sudah punya nama dan reputasi yang bagus.
Meskipun begitu, toh karir balap Rio masih terus menunjukkan perkembangan
yang signifikan menuju tingkat yang lebih tinggi. Tahun ini misalnya, selain
mengikuti GP3 Series, Rio juga akan berpartisipasi dalam Auto GP dengan harapan
apabila tahun depan Rio berlaga di GP2 (ajang yang satu tingkat dibawah F1),
Rio sudah memiliki pengalaman.
Itulah Rio Haryanto, anak muda kelahiran Solo tanggal 22 Januari yang
menimba ilmu di FTMS Global Singapura, yang memilih menekuni dunia balap
dalam andil mengibarkan bendera Indonesia di forum internasional. Rio adalah contoh
anak muda berwajah tampan, populer karena prestasi, bukan karena rajin
wara-wiri diacara infotainment dengan berita-berita yang tidak penting dan
dangkal seperti atlet balap Indonesia lainnya yang mengaku pembalap.
0 komentar:
Posting Komentar