3 Agustus
2014
Hari ini
saya naik angkot D18 dari Ciputat ke Bintaro Plaza. Saya duduk di depan, dipangku
sopir. Hahaha, enggak-lah. Gila apa!? Nah, di tengah jalan dekat stasiun
kereta, tiba-tiba ada motor ngebut, nyaris nyerempet angkot dari sebelah kanan.
Si abang sopir karena kaget atau marah, langsung bunyi'in klakson
kenceng-kenceng, sehingga bikin beberapa ayam bakar yang dijual di sisi jalan
hidup kembali karena kaget. Eh, yg naik motor gak terima. Dia
berhenti di tengah jalan, nungguin kita dengan sabar hingga angkot kita persis
berada di belakang motornya. Maksudnya,
dia menghalangi jalan.
Dari belakang mulai terdengar aneka bunyi klakson. Jadi bikin macet, man! Lalu dengan sikap pongah, dia turun dan menghampiri angkot. Badannya gede banget, pasti gede semuanya. Pasti! Kayaknya sih anggota TNI atau Paspampres atau Paskibraka atau Gerombolan Si Berat atau apalah yang butuh syarat badan gede. Atau jangan-jangan gigolo? Husss, gak boleh suudzon.
Dia jalan ke sisi kanan angkot persis di sebelah sopir angkot yang sudah pucat pasi. Dia langsung narik kerah si sopir angkot (yang masih sangat belia seperti saya) sambil siap mukul. "Maksud kamu tadi apa? Kamu gak tau saya siapa?", bentaknya. Oh, no! Saya langsung memperbaiki posisi kacamata saya, lalu berakting pura-pura serius memperhatikan nomor plat motornya. Iya sih, ada nempel kayak stiker dengan gambar mirip padi dan kapas atau gandum atau sosis atau kutu kupret apalah itu. Perhatiannya langsung terarah ke saya, saya-pun langsung pasang kuda-kuda **Hallahhhh, gaya bener!**.
"Kenapa, Mas?", tanya si anggota TNI. Dia memelototi saya, bermaksud mengintimidasi. Saya balas pelototin dong. Dia gak tau kalo saya pernah meraih gelar juara umum Kompetisi Melotot tingkat Kecamatan tahun 2009, orang Batak pula!
"Nggak kok. Nggak kenapa-kenapa". Saya menjawab sambil pura-pura komat-kamit seperti menghafal sejumlah nomor dari plat motornya.
"Wartawan ya, Mas?", tanya dia lagi. Saya hanya tersenyum. I wish! Dia-pun gak jadi mukul, lalu berjalan sok kece ke motornya, sempat menoleh untuk memperhatikan nomor plat angkot, lalu komat-kamit seperti menghafal nomor plat-nya **Cihhhh,ikut-ikutan gue!**, lalu pergi begitu aja.
Cuma segitu aja? Nggak ada acara bergumul di jalan raya dan jadi tontonan warga lalu masuk infotainment? Percuma dong saya sudah pasang kuda-kuda.
Tetapi jujur lho, kalo misalnya dia berani mukul, saya juga
akan balas pukul. Well, badannya memang gede, tetapi bukan gede yang padat, tetapi
gede yang isi air. Berantem sama orang type begitu sih saya berani. Lagian, dia
kok yang salah. Banyak saksi mata sebenarnya, tapi saya ragu apakah mereka
berani bersaksi jika diperlukan. U know
why, ini negara dimana masih banyak orang masih takut menyatakan dan
membela kebenaran, lebih cenderung play
it safe.
Saya berharap supaya semua orang berani melakukan sesuatu
(entah itu step in atau speak up) jika melihat sesuatu yang
salah atau arogansi yang tidak pada tempatnya.
But, whatever it is, it is. Yang penting lega. Hari ini otak menang melawan otot. **Toss sama sopir angkot**
0 komentar:
Posting Komentar