Catatan :
Tulisan ini sudah pernah dimuat di Seputar Indonesia
(2010)
Pasti kita pernah mendengar yang namanya jatuh cinta pada
pandangan pertama. Kalau dipikir-pikir apa iya kita bisa langsung jatuh cinta
ketika pertama kali melihat seseorang?
Bukankah cinta itu membutuhkan
proses? Bukankah cinta melibatkan hubungan emosional?
Bukankah cinta seharusnya
abadi? Bukankah cinta seharusnya indah?
Dalam hal ini, seringkali banyak orang salah kaprah dalam
membedakan antara rasa cinta dan rasa suka.
Rasa suka bisa datang kapan saja, tetapi rasa cinta datang
pada saat yang misterius dan tidak bisa ditebak. Kita bisa yakin kalau kita
sedang suka dengan seseorang, tetapi kita kadang tidak yakin apakah kita cinta
dengan seseorang.
Mau tau cara membedakan rasa cinta atau hanya sekedar suka? Ketika
kita bertemu seseorang, dan kita tertarik dengan penampilan fisiknya. Itu
adalah rasa suka. Seiring waktu berjalan, kita mulai menyukai kepribadian dan
sifat-sifatnya. Apakah itu sudah masuk tahap cinta? Oh, belum tentu!
Kita senang berada dekat dengannya dan berbicara dengannya.
Pokoknya merasa nyaman banget kalo sedang bersamanya. Nah, sudahkah ini yang
namanya cinta? Ternyata belum!
Kita baru bisa dicurigai jatuh cinta kepada dia ketika kita
bersedia berbagi dengan dia, menikmati suka dan duka bersama dan yang paling
penting menganggap kekurangan dia sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tunggu
dulu! Menyukai kekurangan dia? Are you serious?
Serius! Kita harus bisa mencintai kekurangan dia, bukan
hanya sekedar menerima. Karena kalau hanya sekedar menerima, akan tiba masanya
kita tidak tahan lagi menerimanya.
Ya, sebenarnya poin penting dari mencintai seseorang itu
adalah mencintai kekurangan pasangan kita. Jangan terjebak dengan manisnya
segala macam kelebihan dia, tetapi cobalah untuk mencari rasa manis dari
kekurangannya juga. Trust me, begitu kita bisa menemukan manisnya kekurangan
dia, maka cinta akan menemukan falsafah hakikinya : proses, hubungan emosional,
indah dan abadi.
Beberapa orang banyak yang terjebak dengan cinta yang salah
kaprah. Dia merasa mencintai pasangannya. Mereka menikah dan bahagia untuk
sementara. Beberapa waktu kemudian mereka cerai dengan alasan perbedaan prinsip
atau tidak ada kecocokan. Berarti dulu mereka menikah atas dasar suka, bukan
atas dasar cinta.
Rasa suka (yang bisa muncul secara instant) bisa hilang
segera atau seiring waktu. Tetapi rasa cinta akan selamanya abadi. Cinta
membuat perbedaan prinsip dan ketidak cocokan diantara pasangan menjadi sesuatu
yang harus diatasi bersama. Seperti yang dituklis diatas, salah satu poin
penting cinta adalah bisa menemukan rasa manis dari kekurangan pasangan.
Jadi ketika muncul perbedaan prinsip dan ketidak cocokan,
pasangan yang bersama atas dasar cinta akan memandang kedua hal tersebut
sebagai sesuatu yang indah dan manis, bukan justru sesuatu yang sanggup memisahkan.
Jadi buat yang sedang memiliki pasangan, apakah anda yakin
anda mencintai pasangan anda atau jangan-jangan hanya sekedar suka?
0 komentar:
Posting Komentar