17/03/14

JAY LENO Pamit Tanpa Drama

Sesuatu yang baik dan berkwalitas akan selalu menemukan jalannya untuk terus bertahan dan eksis walau telah melewati seleksi alam. Ungkapan ini memang ada benarnya. Oprah Winfrey, Ellen The Degeneres, Rossie O Donnel adalah beberapa diantaranya. Berbeda dengan talkshow yang ada di Indonesia yang walaupun sama-sama berorientasi hiburan, tetapi tentu saja beda kwalitas dan materi acara. 

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa talkshow yang ada di televisi Indonesia jelas-jelas berkiblat kepada talkshow TV Amerika (bisa dilihat dari set panggung, furnitures, formasi penonton sampai musik pengiring/homeband) yang kemudian disesuaikan dengan kultur penonton dan masyarakat Indonesia. Penyesuaian kultur ini pastinya punya dampak dalam bentuk perbedaan mutu topik pembicaraan, narasumber dan konsep acara karena kultur penonton Amerika jauh berbeda dengan kultur penonton Indonesia.

Di TV Amerika saat ini, anda tidak akan lagi menemukan komedi slapstick yang memancing tawa penonton lewat parodi gebuk-gebukan dan saling mencaci maki karena itu dianggap pelanggaran hukum/violence dan bisa berakibat masuk penjara. Komedi slapstick gebuk-gebukan ini bukannya tidak pernah menjadi sesuatu yang populer di Amerika. Jika anda pernah menyaksikan serial TV terkenal Amerika tahun 1925 The Three Stooges, apa yang dilakukan Moe, Larry dan Curly Joe untuk menghibur dan memancing tawa penonton sama seperti yang dilakukan oleh komedian-komedian Indonesia saat ini, yaitu saling memaki, mengejek dan saling memukul. 

Bedanya, selera penonton Amerika berkembang seiring waktu. Komedia a la The Three Stooges yang sarat dengan kekerasan fisik dan verbal sudah ditinggalkan sejak puluhan tahun yang lalu. Jangan lupakan talkhow Ricky Lake, sebuah talkshow yang khusus menampilkan perkelahian dan pertengkaran yang juga sudah bubar karena tidak lagi sesuai dengan selera tontonan publik Amerika yang berkembang seiring perkembangan zaman. Sementara di Indonesia, komedi dan talkshow primitif seperti itu masih saja menjadi pemegang rating tertinggi.

Salah satu talkshow Amerika yang mampu bertahan lama adalah The Tonight Show. Talkshow ini sudah ada sejak tahun 1987 dengan pemandu acara Johnny Carson. Lalu sejak tahun 1992, acara dipandu oleh Jay Leno sampai tahun 2009. Pada tahun yang sama Jay Leno sempat digantikan oleh Conan O’Brien selama beberapa episode, namun kemudian Jay Leno kembali mengambil alih untuk memandu acara ini.

Saya termasuk yang menonton acara ini saat saya masih remaja karena kebetulan antena parabola televisi saya bisa menangkap siaran TV yang menayangkan acara ini. Yang menarik dari Jay Leno adalah humor yang sarat dengan satire. Kalimat-kalimat yang keluar dari bibirnya sering secara terselubung menyindir tokoh-tokoh dunia sebagai bentuk dari kritik sosialnya. Ya, humor a la Jay Leno bukan humor yang dangkal, misalnya bertingkah atau memasang mimik wajah dan bertingkah konyol seperti Tukul Arwana

Jay Leno tampil dengan stelan jas lengkap dan tatanan rambut rapi seperti layaknya eksekutif pria. Bahkan saat menyampaikan jokes-nya, tampang Jay Leno tetap terlihat serius seolah-olah dia memang tidak sedang bergurau atau menyindir. Hebatnya, sindiran ini disampaikan dengan menggunakan joke-joke yang tidak semua orang bisa memahaminya. Oh OK, mungkin hanya saya yang tidak bisa memahaminya karena bisa jadi semua orang Amerika bisa memahaminya. 

Itu sebabnya ada istilah yang disebut dengan American jokes, joke yang hanya orang Amerika yang bisa mengerti. Kalau saya sendiri (yang orang Spanyol ini), saya butuh beberapa menit untuk bisa mencerna apa hal lucu dari kalimat Jay Leno barusan. Jadi sering sekali saya terlambat nyengir. Saat Jay Leno sudah mengumbar joke-nya yang kelima, pada saat itu saya baru berhasil ngeh dan menertawakan joke-nya yang pertama. Maklumlah, saya bukan orang Amerika, saya butuh waktu untuk mencerna dan memahami joke-joke mereka. Malah kadang saya gagal memahaminya. Jadi sampai acara berakhir, sampai seminggu saya masih manyun sambil  berpikir keras, berusaha memahami jokes yang tadi.

Begitu punya kelasnya acara ini, bahkan tokoh-tokoh kelas A dari berbagai macam profesi seperti penyanyi, atlet, aktor sampai tokoh-tokoh serius seperti senator-senator Amerika termasuk presiden AS Barrack Obama bersedia hadir menjadi bintang tamu untuk acara ini. Tokoh-tokoh yang dihadirkan sebagai bintang tamu sama sekali tidak menunggu sang bintang tamu sedang menjadi headline berita dulu. Yang jelas sang bintang tamu harus punya wawasan yang luas karena biasanya Jay leno lebih suka mengajak sang bintang tamu berbicara mengenai issue atau topik tertentu daripada membahas profil si bintang tamu. Berbeda dengan talkshow hiburan Indonesia yang berlomba-lomba menghadirkan artis (termasuk yang memang populer atau sekuter*) yang sedang menebar dan menuai sensasi demi rating dengan pertanyaan-pertanyaan standar yang memancing jawaban narsis.

Tahun 2014, Jay Leno memutuskan untuk berhenti menjadi pemandu acara The Tonight Show. Berhentinya Jay Leno bukan berarti acara ini juga ikut berhenti tayang. Acara The Tonight Show masih akan terus berlanjut dengan pemandu acara yang baru Jimmy Fallon. Hari kamis kemarin adalah episode terakhir Jay Leno memandu acara ini. Tak ada aksi drama a la Deddy Corbuzier yang memasang tampang seolah menjadin pihak yang terzolimi, menyatakan acara Hitam Putih sudah berakhir dengan kata-kata terakhir penuh ‘dendam kesumat’ yang  entah menyalahkan siapa. Aksi picisan untuk mencari simpati dan perhatian,  karena beberapa pekan kemudian acara ini tayang lagi dengan dalih klise banyaknya permintaan pemirsa agar acara ini tayang lagi. Sangat typical drama queen sekali.

Beberapa artis Amerika seperti Oprah Winfrey, Sheryl Crow, Kim Kardashian, pebasket NBA Chris Paul, aktor Jack Black dan lain-lain hadir sebagai bintang tamu untuk mengucapkan salam perpisahan pada Jay Leno, dan semuanya penuh gelak canda tawa. Termasuk presiden Amerika Serikat Barrack Obama yang menyampaikan pujian dan salam perpisahan melalui rekaman video. Jay Leno malah mengakhiri penampilannya terakhirnya memandu acara itu dengan joke yang masih sangat khas Jay Leno. “Saya mulai memandu acara ini sejak 20 tahun yang lalu. Sungguh sebuah masa lalu yang indah karena pada saat itu Justin Bieber belum lahir.”



*sekuter : selebriti kurang terkenal, mengacu pada seseorang yang sering masuk acara infotainment tanpa jelas apa profesinya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar