Kami tiba di
gedung PRJ tepat jam tiga sore. Saya langsung menggiring artis-artis saya The Collective (jebolan X Factor Australia) menuju dressing room-nya. Ada satu dressing room yang beda sendiri, pakai
pagar segala, dan dijaga bodyguad dan
security segede gapura. Oh, ternyata dressing room-nya Paula Abdul.
Selanjutnya
saya keliling lokasi sekedar mengenal medan supaya nanti tidak bingung-bingung
mencari tempat ini dan itu, mulai dari toilet sampai pantry. Asyiknya, toilet artis dan liaison officer-nya tidak dibedakan. Asyik, bisa pipis bareng
artis. Saya bahkan sempat pipis sebelahan sama Daniel Bedingfield. Ternyata dia pipisnya biasa-biasa saja seperti
orang lain. Lha, menurut loe?
Ada satu dressing room yang membuat saya panas
dingin setiap kali melewatinya. Dressing
room-nya Anggun. Gilaaa, dia itu idola saya banget. Tetapi waktu saya julurin
kepala lewat pintu, dressing room-nya
belum ada penunggunya. Security-nya
bilang Anggun belum tiba di Indonesia. Cepat datang ya, Mbak Anggun. Aku menunggu. Di sebelah dressing room-nya Anggun ada dressing room untuk Ahmad Dhani, tetapi saya tidak berminat sama sekali. Takut ada Mulan Jameela disana.
Jadwal pertama
dari rangkaian acara adalah konferensi pers. Dalam perjalanan saya mengantar
anak-anak The Collective menuju
ruangan konferensi pers, saya berpapasan dengan Fatin sang juara X Factor
Indonesia. Orangnya imut sekali, murah senyum. Dia langsung berkenalan
dengan anak-anak The Collective,
sekedar ice breaking, karena untuk
penampilan besok mereka akan duet di satu lagu.
Berhubung
ruangan konferensi pers-nya kecil, jadi hanya artis dan wartawan yang
diperbolehkan masuk. Jadi saya terpaksa menunggu di luar ruangan, nyender pada
pintu yang mengarah ke pelataran parkir PRJ.
Selang beberapa waktu, tiba-tiba pintu yang saya sandari didorong dari luar.
Saya langsung menyingkir. Pintu terbuka dan di depan saya berdiri...mau tau
siapa? Paula Abdul! Berdiri sangat anggun dengan gaun panjang
yang seksi. Melihat saya yang tertegun begitu, Paula langsung tersenyum dan
menyapa.
“Hallo....”
“Hallo, Paula,” jawab saya.
“Would you excuse me, please?” lanjut Paula masih sambil tersenyum. Aduhhh,
saya baru sadar kalau saya berdiri menghalangi jalannya untuk memasuki ruangan
konferensi pers. Paula Abdul meskipun attitude-nya
sangat terasa banget aura diva dan high maintainance-nya, tetapi dia sangat
ramah. Setiap kali berpapasan di dressing
room menuju panggung untuk rehearsal
atau sekedar wawancara, dia selalu membalas sapaan dan senyuman orang-orang.
Dia bahkan pernah menyapa saya duluan. Kebetulan untuk menuju venue acara, semua artis termasuk Paula Abdul pasti lewat di depan dressing room artis saya. Saat itu saya sedang berjaga di depan dressing room artis yang saya tangani, ketika Paula muncul dengan rombongannya. Begitu melihat saya memandangi gaun panjangnya dengan tampang bebek, dia ngomong ke saya.
"Do you like my dress?"
"Very much. And you're so beautiful", puji saya seperti layaknya lelaki gatal.
"Thank you, dear", sahut Paula, terseyum manis. Aduhhh, saya dipanggil 'sayang'. Minta cium dong.
Paula Abdul ini memang beneran ramah dan mau menyapa orang lain. Bukan sapaan dan senyum basa-basi, tetapi benar-benar tulus. Kita pasti taulah membedakan senyuman basa-basi dengan yang tulus. Dan satu lagi, banyak artis (entah itu artis Indonesia atau artis asing) saya lihat dan temui yang kalau jalan tuh terkesan angkuh, pandangan lurus terus ke depan atau justru menatap langit, menghindari kontak mata langsung dengan 'rakyat jelata' yang dilihat sepanjang jalan. Paula Abdul malah enggak seperti itu. Dia jalannya santai, meski ada bodyguard di kanan kiri, Paula tuh menatap ramah wajah setiap orang yang dilewati atau yang papasan dengannya, siap membalas senyuman dan sapaan. Benar-benar kwalitas bintang seorang selebriti dunia yang sudah punya pengalaman segudang.
Para juri X Factor Around The World lagi gladi resik |
Paula Abdul ini memang beneran ramah dan mau menyapa orang lain. Bukan sapaan dan senyum basa-basi, tetapi benar-benar tulus. Kita pasti taulah membedakan senyuman basa-basi dengan yang tulus. Dan satu lagi, banyak artis (entah itu artis Indonesia atau artis asing) saya lihat dan temui yang kalau jalan tuh terkesan angkuh, pandangan lurus terus ke depan atau justru menatap langit, menghindari kontak mata langsung dengan 'rakyat jelata' yang dilihat sepanjang jalan. Paula Abdul malah enggak seperti itu. Dia jalannya santai, meski ada bodyguard di kanan kiri, Paula tuh menatap ramah wajah setiap orang yang dilewati atau yang papasan dengannya, siap membalas senyuman dan sapaan. Benar-benar kwalitas bintang seorang selebriti dunia yang sudah punya pengalaman segudang.
Saya sedikit
kesal ketika mengetahui bahwa The
Collective mendapat jadwal gladi resik paling akhir. Bayangkan, mereka baru
mulai latihan jam sepuluh malam. Alhasil, baru selesai latihan jam setengah dua
belas malam. Gila, mau sampai di rumah jam berapa saya nanti? Untungnya momen
menunggu anak-anak The Collective yang
sedang latihan tidak terlalu membosankan, karena di kanan kiri saya
berseliweran artis-artis finalis X Factor
Indonesia, seperti Dicky, Mikha, Nu
Dimension, Isa Raja, Gede Bagus, Fatin, Novita Dewi, Sheena dan gerombolan cewek-cewek yang salah satu personilnya rambutnya kribo mekar **saya lupa apa nama girlband-nya** dan lain-lain. Sebentar-sebentar mereka
ditarik kesana kemari oleh kru dan penonton studio untuk foto bareng. Saya sih
nggak berminat, nggak ngefans sih.
Tapi seru aja melihat mereka secara langsung, nggak melalui layar televisi lagi. Mereka secakep yang kelihatan di televisi lho, sama sekali bukan pengaruh make up atau tipuan kamera kayak Syahrini.
Pas mau bubaran, saya kepengen foto bareng Paula Abdul. Begitu selesai mengurusi 'anak didik' saya di dressing room mereka, saya kabur sebentar ke dressing room-nya Paula Abdul. Ternyata sudah kosong, Paula-nya sudah balik ke hotel. Ya iyalah, sudah jam dua belas malam, gila!
Pas mau bubaran, saya kepengen foto bareng Paula Abdul. Begitu selesai mengurusi 'anak didik' saya di dressing room mereka, saya kabur sebentar ke dressing room-nya Paula Abdul. Ternyata sudah kosong, Paula-nya sudah balik ke hotel. Ya iyalah, sudah jam dua belas malam, gila!
0 komentar:
Posting Komentar