29/04/14

GENERASI MTV Versus Generasi YKS


Jika masa remaja anda dicekokin dengan musik-musik keren Indonesia dan mancanegara, acara-acara keren di TV, majalah-majalah hiburan yang berbobot, berarti anda termasuk Generasi MTV. Namun jika masa remaja anda dicekokin dengan musik-musik tidak jelas yang lebih banyak curhat tentang selingkuh yang katanya indah dan drama, acara TV yang dijejelin artis-artis tak terkenal yang gila sensasi, majalah-majalah hiburan yang isinya hanya K-Pop melulu, berarti anda termasuk Generasi YKS.

Generasi MTV memang keren. Saya bisa bilang begini bukan karena saya salah satu dari generasi itu, tetapi memang beneran generasi MTV itu memang beneran keren. Dulu MTV emang serius keren mampus (dulu yaaa, sekarang sih....ya gitu deh!).Video-video musik yang diputerin yang happening semua : dari Amerika, Eropa sampai Indonesia. Gak ada tuh yang namanya boyband-boyband cantik atau girlband-girlband yang kayak baru pulang dari sekolah, bergerombol kayak mau tawuran antar etnis.

Udah gitu, namanya juga MTV itu kan afiliasi TV asing, otomatis bahasa pengantarnya banyak menggunakan Bahasa Inggris. See? MTV nggak hanya bisa menghibur, tetapi juga sekaligus mendidik. Membuat kesan bahwa bisa bahasa Inggris itu keren banget, sehingga anak-anak mudanya terobsesi pengen bisa bahasa Inggris, termasuk saya. Belum lagi trend busana dan gaya rambut para VJ-nya yang selalu trendy. Gak ada yang aneh-aneh pake model jingkrak-jingkrak segala. Paling aneh juga cuma model ‘paku’, gak ada tuh model ‘poni tempurung’ atau ‘gorden berat sebelah’ ala-ala boyband Korea.

Generasi YKS? Boro-boro bisa bahasa Inggris, wong pecetus dan kru acaranya saja saya yakin nggak ada yang becus berbahasa Inggris. YKS itu Yuk Keep Smile. Keep Smile itu apa’an? Bahasa Inggris dari negara mana? Ada gitu dua buah verb (kata kerja) dengan bentuk v1 yang sama bisa berdampingan gitu? Bukankah seharusnya Keep Smiling? Dan apalagi itu dengan presenter dan penonton yang sama begonya, joged-joged nggak jelas dan heboh sendiri. Yang penting berani malu dan konyol adalah salah satu syarat nongol di YKS.

Dulu acara hiburan nggak sehancur ini. Contohnya variety show bernama Pesta. Penontonnya tertib dan hanya riuh tepuk tangan jika memang perlu. Penontonnya hadir berdasarkan undangan, bukan dibayar pakai nasi bungkus supaya mau datang. Presenternya juga pintar-pintar dan punya wibawa, ngomongnya jelas dan dengan tone yang normal, bukan teriak-teriak kesurupan. Juga nggak ada rating-rating-an segala yang bikin stasiun TV saling mencontek acara TV lain yang dianggap laku tanpa peduli apakah acara tersebut bermutu atau tidak.

Misalnya ketika Indosiar punya Pesta, maka ANTV punya Planet Remaja. Sama-sama format hiburan dan informasi, tetapi beda konten. Pesta menampilkan atraksi di atas panggung dengan penonton, Planet Remaja di dalam studio tanpa penonton. Sama-sama menampilkan penyanyi-penyanyi yang lagi happening (benar-benar happening karena lagu, bukan karena gosip) dari Indonesia maupun mancanegara.


Ah, jadi kangen masa-masa dimana rating BUKAN menjadi dewata-nya stasiun-stasiun TV. Kangen masa-masa dimana stasiun-stasiun TV berkompetisi secara kreatif membuat format acara yang berbeda dari stasiun TV kompetitor namun dengan konten yang sama-sama menghibur dan bermutu. Damn you, AC Nielsen!!!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar