Jika masa remaja
anda dicekokin dengan musik-musik keren Indonesia dan mancanegara, acara-acara
keren di TV, majalah-majalah hiburan yang berbobot, berarti anda termasuk Generasi MTV. Namun jika masa remaja
anda dicekokin dengan musik-musik tidak jelas yang lebih banyak curhat tentang
selingkuh yang katanya indah dan drama, acara TV yang dijejelin artis-artis tak
terkenal yang gila sensasi, majalah-majalah hiburan yang isinya hanya K-Pop
melulu, berarti anda termasuk Generasi
YKS.
Generasi MTV
memang keren. Saya bisa bilang begini bukan karena saya salah satu dari
generasi itu, tetapi memang beneran generasi MTV itu memang beneran keren. Dulu
MTV emang serius keren mampus (dulu yaaa, sekarang sih....ya gitu
deh!).Video-video musik yang diputerin yang happening
semua : dari Amerika, Eropa sampai Indonesia. Gak ada tuh yang namanya boyband-boyband cantik atau girlband-girlband yang kayak baru pulang
dari sekolah, bergerombol kayak mau tawuran antar etnis.
Udah gitu,
namanya juga MTV itu kan afiliasi TV asing, otomatis bahasa pengantarnya banyak
menggunakan Bahasa Inggris. See? MTV
nggak hanya bisa menghibur, tetapi juga sekaligus mendidik. Membuat kesan bahwa
bisa bahasa Inggris itu keren banget, sehingga anak-anak mudanya terobsesi
pengen bisa bahasa Inggris, termasuk saya. Belum lagi trend busana dan gaya rambut para VJ-nya yang selalu trendy. Gak
ada yang aneh-aneh pake model jingkrak-jingkrak segala. Paling aneh juga cuma model
‘paku’, gak ada tuh model ‘poni tempurung’ atau ‘gorden berat sebelah’ ala-ala boyband Korea.
Generasi YKS?
Boro-boro bisa bahasa Inggris, wong pecetus dan kru acaranya saja saya yakin
nggak ada yang becus berbahasa Inggris. YKS itu Yuk Keep Smile. Keep Smile
itu apa’an? Bahasa Inggris dari negara mana? Ada gitu dua buah verb (kata kerja) dengan bentuk v1 yang sama bisa berdampingan gitu?
Bukankah seharusnya Keep Smiling? Dan
apalagi itu dengan presenter dan penonton yang sama begonya, joged-joged nggak
jelas dan heboh sendiri. Yang penting berani malu dan konyol adalah salah satu
syarat nongol di YKS.
Dulu acara hiburan
nggak sehancur ini. Contohnya variety show
bernama Pesta. Penontonnya tertib
dan hanya riuh tepuk tangan jika memang perlu. Penontonnya hadir berdasarkan
undangan, bukan dibayar pakai nasi bungkus supaya mau datang. Presenternya juga
pintar-pintar dan punya wibawa, ngomongnya jelas dan dengan tone yang normal,
bukan teriak-teriak kesurupan. Juga nggak ada rating-rating-an segala yang bikin stasiun TV saling mencontek
acara TV lain yang dianggap laku tanpa peduli apakah acara tersebut bermutu
atau tidak.
Misalnya ketika Indosiar punya Pesta, maka ANTV punya Planet Remaja. Sama-sama format hiburan dan informasi, tetapi beda
konten. Pesta menampilkan atraksi di
atas panggung dengan penonton, Planet
Remaja di dalam studio tanpa penonton. Sama-sama menampilkan
penyanyi-penyanyi yang lagi happening
(benar-benar happening karena lagu,
bukan karena gosip) dari Indonesia maupun mancanegara.
Ah, jadi kangen
masa-masa dimana rating BUKAN menjadi dewata-nya stasiun-stasiun TV. Kangen
masa-masa dimana stasiun-stasiun TV berkompetisi secara kreatif membuat format
acara yang berbeda dari stasiun TV kompetitor namun dengan konten yang
sama-sama menghibur dan bermutu. Damn
you, AC Nielsen!!!
0 komentar:
Posting Komentar