04/04/14

PENGGEMAR Dulu & Sekarang



Zaman serba internet memang telah membuat segalanya menjadi praktis dan instant. Jika ingin menonton film favorit, coba search di Youtube, mudah-mudahan ada. Mau menonton video clip musik favorit, search saja di Youtube pasti ada. Mau dengar lagu favorit, googling aja lalu download. Semuanya gratis dan nggak pake ribet.

Saya adalah generasi yang tumbuh di era 90’an. Era dimana musik dan acara TV sedang bagus-bagusnya. Masalahnya, dulu belum segampang sekarang. Dulu belum ada internet, belum ada Youtube. Jadi kalau mau nonton film, ya harus ke bioskop, beli tiket dan nonton.

Mau nonton video klip musik favorit, harus nunggu seminggu karena acara TV yang menayangkan acara musik yang menampilkan video-video klip musik mancanegara hanya tayang seminggu sekali. Benar-benar menguji kesabaran banget. Kalau sekarang, sepertinya bisa melihat mereka setiap hari. Karena masing-masing televisi punya acara dengan konsep yang sama : acara musik berbalut cela-cela'an antar pembawa acara, lalu si artis menyanyi ditingkahi penonton-penonton remaja alay yang berjejer di panggung, melambai-lambai tanpa nyawa.

Mau dengar lagu favorit, harus beli kasetnya. Ya, k.a.s.e.t! Media rekam yang berbentuk kotak kecil pipih berisi gulungan pita-pita itu. Dulu belum ada yang namanya kaset bajakan, karena tegnologi untuk menggandakan kaset hanya baru dimiliki perusahaan rekaman saja. Jadi nggak heran kalau seorang artis lagunya laku, pasti langsung kaya raya. Karena kalau misalnya kasetnya terjual sejuta copies, itu artisnya memang benar-benar sejuta copies ludes-des-des, tanpa ada catatan kaki : 300 ribu copies bajakan, 250 ribu copies bonus ayam goreng, 450 ribu download ilegal.

Atau mau tau informasi paling mutakhir dari artis idola. Zaman dulu belum ada website. Jadi satu-satunya andalan adalah tabloid hiburan yang juga terbit seminggu sekali. Itu juga tidak selalu ada setiap terbit, kadang baru bulan depan ada informasinya. Ribet memang, tetapi nah...justru disitulah letak keseruannya. Kita menjadi lebih menghargai apa yang telah kita dapatkan sehubungan dengan pernak-pernik idola kita.

Mau kontak dengan idola. Sekarang sih sudah ada Twitter dan Facebook. Tinggal follow atau add friend, sudah beres. Setiap hari kita akan mendengar artis idola berceloteh atau share sesuatu di situ. Itu saja rasanya sudah wuahhhhhhh...

Kalau dulu? Satu-satunya cara ya kirim surat. Trus, banyak-banyak berdoa supaya dapat balasan. Biasanya kalau mendapat balasan, surat balasan dari si artis juga akan disertai dengan foto dan tanda tangan si artis. Terdengar kuno, tetapi priceless banget karena ada usaha untuk melakukannya. Kebayang asisten si artis harus repot-repot masukin surat dan foto ke dalam amplop, lalu pergi ke kantor pos demi untuk menyenangkan hati kita. Bukan kayak sekarang, kirim email atau nge-tweet yang bahkan bisa dilakukan sambil kayang dan mata tertutup.

Karena tidak gampang mendapatkan apa yang kita mau, kita jadi cenderung menghargai benda-benda milik kita. Misalnya, saya sampai sekarang masih meyimpan artikel artis idola saya guntingan koran dan majalahnya sudah berumur dua puluh tahun. Kaset-kasetnya juga masih saya simpan rapi dan dalam kondisi bagus. Namanya juga dulu harus nabung dulu supaya bisa beli, maka begitu sudah terbeli langsung disayang-sayang. Setiap minggu dilap dan dibersihin. Padahal kaset gitu lho, bukan mobil. 

Dan waktu ketemu sama idola, trus nunjukin koleksi kita, bangganya minta ampun. Ini real semua, ada cerita dan sejarah dibalik semua item karena harus melewati perjuangan dulu untuk bisa memilikinya.

Sekarang? Saya sering melihat para penggemar artis tertentu mengerubuti idolanya hanya dengan modal foto yang di-print dari internet untuk ditanda tangani. Saya sudah jarang melihat pengemar menenteng kaset atau CD, karena mungkin lebih memilih membeli karya musik sang idola dalam bentuk digital alias download dalam bentuk file yang hanya bisa dibaca komputer atau gadget sehingga tidak ada wujud fisiknya. Lha, kalau dalam bentuk file, masa iya si artis disuruh tanda tangan di atas disket atau flashdisk?

Saya setuju zaman internet memang membuat segalanya lebih praktis dan instant, tetapi saya yakin para karya para artis musik ini jauh lebih dihargai di zaman ketika internet belum menjadi sebuah ketergantungan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar