22/05/14

INGGRIS, The Dream Country




Kenapa saya harus pergi ke Inggris? Kalau pertanyaan ini diberikan saat saya masih alay dan ABG labil, mungkin saya akan jawab ‘pengen aja’. Atau kalau minta ditabok kanan kiri, saya akan menjawab ‘sudah takdir’. Atau, mungkin saya akan menjawab ‘pengen ketemu Oasis, Spice Girls, 5ive, David Beckham, Ryan Giggs, Kavana dan lain-lain’. Dangkal banget ya? Iya!

Kalau ditanya sekarang saat jiwa dan raga sudah setara kingkong dewasa begini, mungkin keinginan itu sudah berubah. Masak iya ke Inggris cuma pengen ketemu artis? Itu juga belum tentu bisa ketemu. Inggris kan beda dengan di sini. Di Indonesia, kita bisa ketemu artis kalau jalan-jalan di Plaza Senayan, PIM dan Senayan City. Kalau di Inggris, konon katanya para artis justru suka nongkrong di tempat-tempat random, yang bikin pengunjung nggak ngeh kalo dia artis. Dan kalau kita bukan penduduk Inggris, kita nggak akan tau tempat-tempat random di Inggris itu ada dimana. Sama aja susah toh?

Tetapi sebenarnya keinginan pengen mengunjungi Inggris itu lebih kepada impian sejak kecil. Dari dulu negara favorit itu, ya Inggris. Kota favorit itu, ya London. Musisi dan penyanyi yang saya sukai dari dulu sampai sekarang juga rata-rata berasal dari Inggris, seperti: QueenEd Sheeran, The Script dan The Wanted. Kalau One Direction nggak ya, maaf banget!

Trus, dari dulu selalu kepengen tinggal di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Bukannya mau keren-kerenan, lalu seperti kacang lupa akan kulitnya dan Pak Tani, tetapi rasanya belum afdol dan belum pede kalau belum pernah praktekin bahasa Inggris dengan native speaker. Nggak tau kenapa, mungkin belum jodoh, tetapi dari dulu bule-bule yang saya kenal dan temui tidak satupun yang berasal dari Inggris. Paling banyak dari Amerika, Prancis dan Australia. Karena terus terang ya, telinga saya lebih gampang mencerna kalimat bahasa Inggris yang diucapkan dalam aksen British.

Dulu di tempat saya mengajar, ada salah satu anak namanya Andrew yang berasal dari Inggris. Saya selalu cari cara agar bisa ngobrol dengannya. Dibanding dengan anak-anak lain, saya sangat menikmati ngobrol dengan dia. Penekanan bunyi kata dan kalimat yang khas itu membuat setiap kata terdengar dengan sangat jelas. Itu sebabnya saya sangat menyukai aksen Inggris, dan pengen bisa ngomong dalam bahasa Inggris dengan aksen British. Meskipun tenggorokan sudat diikat pake karet gelang dan setengah mati menekuk lidah, tetap aja yang keluar aksen Melayu. Well, darah memang tidak bisa berbohong ya. Sayang sekali...

Inggris memang salah satu negara yang menarik di Eropa. Bukan satu-satunya negara yang berbentuk kerajaan, tetapi selalu menjadi negara dengan hirarki paling populer. Mungkin tidak semua orang kenal Pangeran Albert dari Monaco, tetapi siapa yang tidak kenal Pangeran Williams dan Pangeran Harry? Apalagi kehidupan dua pangeran ini mirip dua karakter dalam cerita dongeng a la Hans Christian Anderson. Dua bersaudara, beda karakter. Yang satu kalem, yang satu bengal.

Dari bidang musik, Inggris adalah yang termasuk ‘eksportir’ musisi-musisi legendaris, seperti The Beatles, Queen dan The Police yang juga adalah idola-idola saya dan jutaan warga dunia lainnya yang masih kesohor sampai sekarang, dan mungkin sampai puluhan tahun yang akan datang. British musicians never die!

Dalam bidang olahraga, Inggris juga termasuk macannya lapangan bola. Banyak club-club keren yang bersemayam disini: Manchester United, Liverpool, Manchester City dan lain-lain. Saking kerennya, bahkan yang bukan penggemar sepakbola juga merasa bangga memakai aksesori yang ada embel-embel atribut club sepakbola tersebut. Saya saja sampai punya lima jersey Manchester United, padahal saya nggak ngefans-ngefans banget.

Saya nggak terlalu fanatik sama club sepakbola, tetapi dulu saya sempat sedikit ‘fanatik’ sama David Beckham waktu masih kuliah. David Beckham dari Inggris kan ya? Lho, kok jadi nggak yakin gini?

Saya sendiri adalah penggemar Tennis, dan lagi-lagi petenis favorit saya adalah Andy Murray. Oh OK, Andy Murray memang berasal dari Scotlandia, tetapi tetap saja kalau bertanding kemana-mana, dia tercatat sebagai wakil Inggris. See? Sejak dulu sampai sekarang hal-hal yang mengenai Inggris selalu menarik perhatian dan minat saya

Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada bendera negara sendiri, tetapi buat saya pribadi, bendera Union Jack adalah bendera paling keren sedunia. Sederhana, tetapi sangat kental banget semangatnya. Apalagi saya memang penggemar berat warna merah. Maklum, saya orangnya setia. Lho, apa hubungannya ya?

Saya juga sering nonton film dokumenter tentang London. Suasana kotanya perpaduan klasik dan modern. Trotoarnya masih bersabahat dengan pejalan kaki, dengan memberi space yang manusiawi, sehingga orang-orang yang lalu lalang tidak perlu saling sikut dan bertubrukan. Di era orang-orang sudah memakai ponsel, konon di London masih umum ditemukan box-box telepon umum di pinggir jalan raya. Box telepon di London sih terlihat indah dan artistik dengan warna merah nirmala-nya yang khas itu, nggak kumuh dan bau pipis kayak di Jakarta.

Di Inggris juga banyak spot-spot terkenal sedunia. Terkenal bukan karena bentuk dan fenomenanya saja, tetapi karena ada nilai historisnya dan sudah menjadi bagian dari pengetahuan umum. Seperti:  Big Ben, Buckingham Palace, stadion Old Trafford, Westminster Abbey dan lain sebagainya.

Ya, sejauh ini sih pesona Inggris masih sebatas teori dan hasil bisik-bisik tetangga kanan kiri. Mungkin nanti akan ada kesempatan untuk merasakan, melihat dan membuktikan sendiri. Amin...


Share:

0 komentar:

Posting Komentar