28/09/18

BULE Kesasar

Pas mau pulang kerja,  tiba-tiba dua pria bule  naik motor gede dengan tampang bimbang, celingak-celinguk di depan hotel tempat saya bekerja. Sebagai warga lokal yang baik,  saya samperin dong. 

"May I help you, Sir?"
"Oh, yes. I really need help".
Dia langsung buka helm, dan dengan gaya a la Gadis Sampul dia mengibaskan rambutnya yang gondrong sebahu.  Eh, biasa aja dong! Mentang-mentang rambut situ bagus kayak Yesus. 

"I am looking for hotel", katanya. Ya iyalah,  masa loe ke hotel nyari Posyandu? 

"This is hotel", jawab saya. Ya iyalah,  masa surga? 
"I know,  but I'm not sure if the reservation is here"
"What's the name of the hotel?"
"That's the problem. I don't know the name".
WHAAAAATTTT??? 

Jadi, jika selama ini anda pikir semua bule itu pinter, oh come on!

Intinya dia ngaku udah reservasi,  tapi lupa nama hotelnya. Untuk tau nama hotelnya,  dia katanya harus online. Dan untuk online, dia butuh wifi. Untuk bisa akses wifi, dia butuh password. Ribet ya... 

"What's your name?"
"Alex". 
Hmmmm, nama yang pasaran. Upss...maaf ya,  Lex. 
Kebetulan saya hafal nama-nama tamu yang reservasi di hotel kami, dan seingat saya tak ada yang berjudul 'Alex'. 

Berhubung saya lagi baik hati, saya tawarin pakai wifi hotel untuk browsing nyari hotel yang dia udah reservasi tapi dia sendiri lupa nama hotelnya. Bisa gitu ya?  Saya juga bingung. 

Wajahnya langsung sumringah mendengar tawaran saya. 

"I'll pay... ", katanya.  
"No need to pay", jawab saya tegas.  Enak aja mau bayar, emangnya saya cowok apa'an!? 

"Get your phone,  I'll give you our wifi password".

Begitu dia ngeluarin ponselnya yang ternyata butut,  eh...lagi hang pula. Biarpun udah diketuk-ketuk dan digebukin layarnya,  tetap tak bergeming. 

Jadi,  jika selama ini anda pikir semua bule itu ponselnya keren,  oh come on! 

Akhirnya saya pinjemin ponsel saya yang (bukan bermaksud sombong dan riya ya) mahal dan masih kinclong. 
Dia sampe terbengong-bengong gitu,  mungkin gak nyangka ada pria semanis saya yang mau minjemin ponselnya ke alien. 

Setelah geser-geser layar, akhirnya dia nemu nama hotelnya.  Bukan hotel yang saya kelola ini. Huh, sialan!

"I know this hotel", kata saya menyembunyikan kecewa. Ya,  meskipun kompetitor,  kita bersaing secara sehat-lah. 
"Oh yes!!!! ", dia memekik girang.  Eh,  biasa aja dong. Untung gak sambil mengibaskan rambutnya kembali. Kalo iya,  saya jambak. 

Setelah saya terangin jalan menuju ke hotel yang dimaksud,  dia sih manggut-manggut,  tapi mukanya kok masih memelas? 

"Got it?", tanya saya setelah barusan memberi kuliah singkat Peta Buta. 
"Got it”, jawabnya dengan nada mengambang.
“You don’t get it”, tuduh saya langsung.
“Hahaha, yes you’re right. I don’t really get it”, katanya nyengir.

"Is it far?",  tanya dia, masih dengan wajah memelas. 
"No. It's near"
"How near?". 
Gubrak!!!  Gimana jelasinnya, coba? Bule mana ngerti dengan penjelasan khas orang Indonesia: "Dekat kok, kira-kira dari Puskesmas A ke Kelurahan B".

"Do you want me to take you there?"
"If you don't mind", katanya. Eh, gak usah sok manis deh. Ayo kita kemon! 

Singkat cerita,  saya antarlah mereka ke TKP.  Saya bantuin konfirmasi dan informasi reservasinya ke resepsionis, karena saya lihat resepsionisnya langsung panik (tapi doyan)  melihat bule.  
Tenang, Mbak.  Ini bule Australia mau liburan aja,  bukan bule Belanda mau menjajah. 
Begitu urusan beres,  saya langsung pamit. 

"If you need help,  please feel free to see me in our hotel. I'll be glad to help", kata saya sok pahlawan. Padahal modus,  supaya next time mereka nginap di hotel kami aja. Haha,  licik ya?  Emang! 

Saya sampe disalamin sambil tepuk-tepuk bahu. Untung bukan kepala saya yang ditepuk-tepuk.  Emangnya anjing? 
Habis salaman, saya langsung ngeloyor begitu saja.  Mereka terbengong-bengong. Mungkin mereka pikir, "Kok gitu doang? Kok gak minta uang?".

Iya, di sini mayoritas orang-orang kalau bantuin orang masih berharap pamrih. Saya sih nggak ya. Saya orangnya baik pada siapa saja,  tetapi dengan satu syarat: yang penting jangan jatuh cinta pada saya. 

Saya kan dari dulu udah bilang,  orang baik itu udah jarang,  tetapi bukan berarti tidak ada. Kalaupun tidak ada,  maka jadilah salah satunya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar