Kampanye Pemilihan Presiden & Wakil Presiden untuk
tahun 2019 resmi dimulai dari tanggal 23 September 2018 kemarin.
Bisa aja sebenernya saya tidak
peduli. Tetapi saya beneran gak bisa diam, gak rela kalau pemerintahan yang sudah
berjalan baik pada akhirnya balik lagi ke zaman Jahiliyah karena rakyatnya
apatis dan childish. Sayang sekali kalau pemerintahan yang beneran
kerja untuk rakyat harus berhenti sampai di sini.
Jadi beneran saya harus ngomong
ini atau tidur saya tidak akan nyenyak malam ini. Jadi tolong ya. Tolong. Te-o-el-o-en-ge,
tolong!
Dan ini berlaku untuk kedua kubu
lho.
Memilih golput itu hak pribadi.
Silahkan..., anggap aja di rumah sendiri. Tapi harus ingat bahwa memilih golput
(tapi ngaku mendukung salah satu capres) berarti menyia-nyiakan satu suara yang
sangat potensial memenangkan salah satu capres yang tidak anda sukai.
Ingat, ini voting:
selisih satu suara saja bisa langsung menentukan kemenangan.
Masih ada waktu untuk berpikiran
jernih sebelum Pilpres tahun depan. Siapa yang kita harapkan jadi
presiden di antara pilihan berikut:
1. Anda suka presidennya tapi gak
suka pilihan wapresnya karena sentimen pribadi.
2. Anda males lihat presidennya
(yang kekanak-kanakan karena Pilpres yang lalu ngambek dan minta pemilu ulang
karena kalah Pilpres), dan makin males setelah lihat wapresnya yang hanya punya
uang tapi gak punya kompetensi dan masih punya hutang penjelasan mengenai siapa
Bi Narti.
Mudah-mudahan kita bisa
mengesampingkan ego dan selera pribadi demi kepentingan negara. Mudah-mudahan
kita lebih pinter dari mayoritas rakyat Amerika yang kemarin memilih golput.
Hasilnya, saat Trump menang pilpres, pada protes ngamuk-ngamuk kayak kingkong
puber yang ditinggal kawin kingkong gebetannya.
Usia 17 tahun ke atas sebagai
syarat memiliki hak pilih seharusnya adalah usia yang berani mengambil resiko
dan berkutat dengan masalah, bukan malah lari & tak mau terlibat karena tak
sesuai selera.
Hanya satu harapan saya: semoga
mayoritas rakyat Indonesia masih sepinter saat Pilpres tahun 2014. Karena
pilihannya gak susah kok, sambil kayang dan nutup mata juga bisa tau siapa yang
layak dan mampu membawa negara ini ke arah yang lebih baik.
Merdeka!!!
0 komentar:
Posting Komentar